Archive for 2012

Rabu, 26 Desember 2012
بسم الله الرحمن الرحيم




































koleksi foto

Posted by Anonim
Tag :
ini waktu liburan di serang Kota blitar


liburan di pantai serang

Posted by Anonim
بسم الله الرحمن الرحيم


 

      Di pagi yang cerah ini semoga kita mendapat ilmu yang bermanfaat. Amiin !!!!!!



Pagi yang cerah

Posted by Anonim
بسم الله الرحمن الرحيم















Sebenarnya saya mau meng-upload tapi nggak bisa. hehehe masih tahap pelajar..

Gagal Upload (-_-)

Posted by Anonim
Senin, 03 Desember 2012
بسم الله الرحمن الرحيم

ABSEN KELAS 9F

      Selama 3 thn kita di MTsN II Kediri ada banyak sekali kenangan yang kita ukir bersama mulai dari yang baik sampai yang buruk dan tak mungkin itu akan terulang kedua kalinya. Dan selama 3 thn itu kita dibimbing oleh wali kelas yang sangat baik sekali yg selalu membimbing kita untuk menjadi yg terbaik. Inilah nama-nama beliau: 
1. Nur Cholipah 7F
2. Palastina 8F
3. Erlis Triani 9F

Ø  Laki-Laki
1. Abdul Aziz Junaidi
2. Ahmad Fachrudin Fakih
3. Aris Fauzi Rachmanto
4. Asyroful Ibad
5. Faisal Ahmad Nur Fauzan
6. Farid Rakhman Khakim
7. Firza Indica Alfaridzi
8. Geis Amar Abdullah
9. Khabib Setyo Prabowo
10. M. Wildan Mifarusda
11. M. Irfan Mahendra
12. M. Adi Saputro
13. M. Faiz Daroyni
14. Pambudi Ahmad Muhyidin
15. Rachmada Rusdi Wibisono
16. Riski Fajar Harsono
17. Yopi Safrizal Kusuma Putra
18. Yusril Erlangga
Ø  Perempuan
19. Arulia Karisma Putri
20. Asna Mufida Prajanti
21. Betty Kurnia Lestari
22. Cendy Wantya Pratama
23. Diasandy Etika Herlambang
24. Elly Novianti
25. Faneza Jizah Abdul
26. Happy Laili Nurjannah
27. Indah Ayu Palupi
28. Kamila Rizqi Rahmawati
29. Khairulli Normaliza
30. Mayasir Azizah
31. Monica Widya
32. Nadiya Labaika
33. Nella Sabila
34. Nora Putri Sabila
35. Peni Wahyu Hakarini
36. Qurrotu Ainia
37. Rehisga Asta Istaniar
38. Rhima Dyah Ayu Sayekti
39. Rossiana Rahmawati
40. Sri Puji Rahayu
41. Wahyu Tri Pusitasari
42. Wella Dwi Anggraini

yang mau diisi alamat rumahnya krim pesan di FB!! ^_^


Absensi kelas 9f

Posted by Anonim
Tag :
Selasa, 27 November 2012
بسم الله الرحمن الرحيم

Hai kawan lama tidak posting gimana kabarnya??

apa kabarnya?

Posted by Anonim
Kamis, 15 November 2012
pagi" sekitar pukul 06.00 kami semua berkumpul di rumah aziz, tapi setelah datang ternyata ia masih tertidur pulas. Kita berangkat pukul 07.00

Touring ke Pasir Putih

Posted by Anonim
Senin, 12 November 2012


3d origami pikachu

Posted by Anonim
Sabtu, 10 November 2012
man teman kita kpn kerja rodi bareng" alias nggrap mading,...

madinG

Posted by Anonim
Jumat, 09 November 2012
hai kawan lama tak posting nih lama tdak berjumpa rasanya kangen sekali,...

jumpa kawan

Posted by Anonim
Jumat, 24 Agustus 2012
      Facebook 1

http://www.facebook.com/groups/UNICEF.AFC/
     
      Facebook 2

http://www.facebook.com/groups/wolue.f.matsanda/

Contack Person

Posted by Anonim

Daftar Isi

Posted by Anonim
Jumat, 27 Juli 2012

About Me

Nama Lengkap                       : Farid Rakhman H.
Nama Panggilan                     : Farid/ Rakhman/ H.
Tem/Tgl. Lahir                      : Kediri/ 25-03-1998
Alamat                                  : Jl. Ngadisimo utara Rt 04/Rw 05
Kelas                                     : 7f, 8f, 9f, 10-I

About Me

Posted by Anonim

LAPORAN PERJALAN
Objek Wisata di Jawa Tengah

Disusun untuk Melengkapi Tugas
Studi Kenal Lingkungan Alam
SKAL 2012






Disusun oleh :
1)  Asyroful Ibad             (04) 13856
2)  Farid Rakhman H.      (06) 13848
3)  Firza Indica A.            (07) 13849
4)  Geis Amar A.             (08) 13850

Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2

LAPORAN PERJALAN Skal 2012

Posted by Anonim
Tag :
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

      Kemarin, tepatnya pada tanggal 21 juli 2012,Ahmad mengadakan acara berbuka puasa bersama di rumahnya. kita telah mendatangi undangan makan bersama di rumahnya Ahmad. teman-teman tiba di rumah Ahmad sekiranya pukul 16.00 WIB. dan kamipun berangkat bersaama dan mencari tempat yang tepat untuk bukber. kami sampai di rumah makan KFC tepat saat adzan maghrib berkumandang. ahmad memesan makanan sejumlah 12 makanan, karena anak" yang datang nggak sampai 18 orang. setelah makanan sudah berada di meja makanan, berdo'a dulu sebelum makan, selesai makan kamipun segera ke parkir untuk kembali pulang. di rumah Ahmad kami shalat maghrib dan shalat isyak berjama'ah. setelah bergurau teman-teman mulai pulang kerumahnya masing-masing dan kami semuapun pamit untuk pulang.


      Sekian posting dari saya semoga bermanfaat bagi sobat" sekalian.


Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

bukber, Ahmad

Posted by Anonim
Rabu, 25 Juli 2012
<div><div style="margin-bottom: 2px;"><i><b><small>Klik Untuk melihat</small></b></i><input value="Show" style="margin: 0px; padding: 0px; width: 60px; font-size: 10px;" onclick="if (this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display != '') { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = ''; this.innerText = ''; this.value = 'Hide'; } else { this.parentNode.parentNode.getElementsByTagName('div')[1].getElementsByTagName('div')[0].style.display = 'none'; this.innerText = ''; this.value = 'Show'; }" type="button"></div>
<div style="border: 1px inset ; margin: 0px; padding: 6px;"><div style="display: none;">


disini anda meletakkan artikel / gambar atau terserah anda.


</div></div></div>

coba-coba

Posted by Anonim

Bagi blogger yang mempunyai facebook fanpage sendiri, adalah biasa untuk meletakkan fanpage tersebut di blog. Biasa untuk letakkan di sidebar blog, untuk kali ini saya akan posting tentang cara memasang autohide facebook fanspage disamping blog anda.

Berikut langkah-langkah memasang autohide fb fanspage diblogger
langkah pertama:

a. dasboard - rangcangan - edit html
b. cari kode </head> (untuk mempermudah mencarinya tekan ctrl+f)
c. copi dan paste kode dibawah ini sebelum atau diatas kode </head>

<script src='https://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.6.1/jquery.min.js' type='text/javascript'/>

d.save templat.

langkah kedua:

a. dasboard - rancangan - page elemen - add gadget - HTML/javascript
b. copi dan paste kode dibawah ini ke gadget HTML/javascrip tersebut

<script type="text/javascript">
//<!--
$(document).ready(function() {$(".w2bslikebox").hover(function() {$(this).stop().animate({right: "0"}, "medium");}, function() {$(this).stop().animate({right: "-250"}, "medium");}, 500);});
//-->
</script>
<style type="text/css">
.w2bslikebox{background: url("http://3.bp.blogspot.com/-KdSAuv-K7HM/To_WXoWHzJI/AAAAAAAAGvg/5UvL10LUe_k/facebook.png") no-repeat scroll left center transparent !important;display: block;float: right;height: 270px;padding: 0 5px 0 46px;width: 245px;z-index: 99999;position:fixed;right:-250px;top:20%;}
.w2bslikebox div{border:none;position:relative;display:block;}
.w2bslikebox span{bottom: 12px;font: 8px "lucida grande",tahoma,verdana,arial,sans-serif;position: absolute;right: 6px;text-align: right;z-index: 99999;}
.w2bslikebox span a{color: #808080;text-decoration:none;}
.w2bslikebox span a:hover{text-decoration:underline;}
</style><div class="w2bslikebox" style=""><div>

<iframe src="http://www.facebook.com/plugins/likebox.php?href=URL PAGE ANDA&amp;width=245&amp;colorscheme=light&amp;show_faces=true&amp;connections=9&amp;stream=false&amp;header=false&amp;height=330" scrolling="no" frameborder="0" style="border: medium none; overflow: hidden; height: 330px; width: 245px;background:#fff;"></iframe><span><a href="http://nurulcall-tanjungkalang.blogspot.com/2012/02/cara-membuat-fb-pagefans-auto-hide.html">Tutorial Here</a></span></div></div>

c. save templat

NB: ganti tulisan yang berwarna merah  " URL PAGE ANDA " dengan url pagefans fb anda
Semoga Berfanfaat silahkan dicoba.
Sabtu, 21 Juli 2012

Membuat Banner Dengan Banner Break : Bagi yang sering “bergelut” dalam dunia per-blog-an, pasti sudah tidak asing lagi dengan keberadaan banner ini karena hampir semua blog yang ada telah “ditempeli” dengan banner oleh pemilik/pengelolanya. Di dalam dunia per-blog-an, pengertian banner tidak berbeda dengan pengertian banner dalam dunia “nyata” terutama dari sisi fungsinya, yang berbeda hanya terletak pada media dan segmen pasar yang dibidik.
Menurut pengertian yang saya kutip di Kamus Komputer dan Teknologi InformasiBanner adalah salah satu bagian dari halaman web yang berisi iklan yang biasanya memiliki standar ukuran dalam bentuk pixels. Banner dapat berupa tulisan, gambar, atau kombinasi keduanya yang biasanya difungsikan sebagai sarana yang memberikan informasi kepada para pengunjung blog atau bahkan dapat digunakan sebagai sarana promosi/iklan dan apabila pengunjung mengkliknya maka pengunjung akan dibawa ke situs/blog tertentu.
Sebenarnya Tips dan Trik Blog juga pernah memposting seputar pembuatan banner yaitu dengan menggunakan layanan dari Cooltext. Di mana dengan layanan tersebut, kita dapat membuat banner secara online yang mudah dan cepat.
Nah, dengan postingan ini, saya berharap dapat melengkapi postingan seputar pembuatan banner yang sebelumnya. Dengan demikian, jika kita tidak/belum puas dengan layanan sebelumnya dapat “terobati” dengan layanan yang akan kita bahas kali ini.
Seperti kita tahu bahwa layanan serupa juga dapat kita temui di internet dengan mudah. Dengan menanyakan pada “Mbah Google” maka kita akan dengan cepat menemukannya.
Nah, salah satu layanan gratis yang menyediakan pembuatan banner secara online ini adalah Banner Break. Dengan layanan ini, kita yang merasa kesulitan atau tidak mempunyai waktu yang cukup untuk membuat banner, tidak perlu kuatir karena kita hanya perlu menyisihkan sedikit waktu saja maka banner yang kita inginkan sudah siap untuk digunakan. Satu hal lagi, untuk menggunakan fasilitas Banner Break ini, kita tidak “wajib” untuk melakukan registrasi terlebih dahulu.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
Pertama, masuk ke http://bannerbreak.com/ hingga kita akan mendapati halaman banner break, di mana kita akan dapat menemukan banyak template banner yang dapat kita pilih sesuai selera.
Kedua, jika kurang puas dengan template yang ada, kita dapat mengklik “more >>” sehingga akan terbuka banyak template.
Ketiga, klik salah satu template yang kita sukai. Sebagai contoh, saya pilih (klik) template “Love”.
Keempat, setelah itu, kita akan mendapati jendela di mana kita dapat melakukan kustomasi/pengaturan sesuai keinginan/kebutuhan masing-masing, antara lain : banner backgroundText Font (jenis huruf), text size (ukuran huruf), text angle (sudut kemiringan teks),shadow color (warna bayangan), dan lain-lain.
Kelima, untuk melihat hasilnya, klik buton Generate yang ada di bagian bawah. Untuk mengembalikan seperti sebelumnya, klik butonReset. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, kita dapat mencoba-coba dengan melakukan kustomasi sendiri.
Keenam, lakukan penyimpanan banner tersebut pada computer local, dengan cara klik kanan pada banner yang sudah jadi kemudian pilihsave image as kemudian arahkan pada folder di PC kita kemudianupload ke blog kita. Atau juga dapat mencopy kode html yang ada di sebelah kanan.
Ketujuh, selesai dan sekarang pastikan kita telah mempunyai banner yang “asyik punya”
Contoh hasilnya seperti di bawah ini.
Selamat Mencoba!!
Baca juga yang ini.
Senin, 09 Juli 2012

بسم الله الرحمن الرحيم
Mari kita renung-renungkan bersama fikir-fikirkan bersama jika satu hari nanti kita mati, akaun facebook ini hanya kita yang tahu password hanya kita yang boleh access.. dan selepas kita mati.. apa yang jadi pada akaun fb kita? mungkin ada yang akan ucapkan takziah mungkin ada yang selalu menjenguk bagi mengubat rindu tetapi.. sedarkah kita gambar-gambar kita.. akan terus membuatkan kita terseksa di alam kubur? gambar-gambar yang tidak ditutupi aurat dengan sempurna macam mana nanti?

lelaki ajnabi terus-terusan tengok dalam masa yang sama, tiada siapa yang boleh deletekan gambar kita.. walau sudah bertahun-tahun kita mati, gambar itu terus ada.. saham dosa terus meningkat.. macam mana? pernah terfikir tak? tudung singkat yang dipakai tu, akan selamatkan kita dalam kubur nanti? legging dan jeans ketat, boleh selamatkan kita? baju yang membalut aurat itu, bagaimana? mungkin kini kita masih merasa tak sabar nak berkongsi cerita dengan gambar-gambar yang cantik tempat-tempat yang kita dah lawati di muka bumiNya tapi di akhirnya nanti.. semua itu tidak akan membawa erti semuanya hanya tinggal kenangan bagi yang masih hidup di alam kubur, semua itu tidak sedikit pun boleh menyelamatkan kita..

Cuba kita renung-renungkan, saham dosa yang terus meningkat walau setelah ketiadaan kita di muka bumi sehingga hari akhirat tutupilah auratmu sebelum auratmu ditutupkan peliharalah dirimu sebelum dirimu dikapankan~ jagalah maruah diri sebagai seorang muslimah mati itu pasti persiapkan diri untuk mati itu perlu..

Tag :
بسم الله الرحمن الرحيم
Antara gangguan ketika melakukan solat adalah:
1) Berasa was-was ketika melakukan takbiratulihram
Saat membaca takbiratul ihram, ‘Allahu Akbar’, seseorang akan berasa ragu-ragu apakah takbir yang dilakukannya itu sah atau belum sah.
Sehingga dia mengulanginya sekali lagi dengan membaca takbir. Perasaan itu akan berterusan kadang-kadang sampai imam hampir rukuk.

Tag :
بسم الله الرحمن الرحيم
Pada suatu senja yang lengang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-hayung. Pakaianya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam dukacita yang mencekam.

Kerudungnya menutup hampir seluruh wajahnya tanpa hias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang telah meroyak hidupnya.

Tag :
Sub Page ini Saya buat untuk rekan2 yang ingin memperdalam Sholat Fardhu dengan meyakini dimana Sholat merupakan sebuah Media (ritual) berkomunikasi antara Mahluk dengan Sang Pencipta Allah Swt. dan dikhususkan juga bagi rekan2 yang mualaf.
Sehingga Sholat terdeskripsi tidak hanya dengan menbunyikan Surah atau pun Doa, akan tetapi dengan mengerti, meyakini, berkomunikasi memohon penuh dengan kekhusyukan kepada Tuhan YME
Semoga posting ini dapat mengantarkan kita semua ke dalam Ridho Allah Swt. dan lebih serta kurangnya saya mohonkan bimbingan bantuan dari saudara2 sekalian terimakasih.

Bacaan Sholat Fardhu 5 Waktu

Posted by Anonim
Jumat, 22 Juni 2012
Tag :
Minggu, 17 Juni 2012
asslamu'alaikum Wr. Wb.
       kali ini saya akan posting nama-nama teman kita yang ada di kelas 7F,8F,9F :

1. Abdul aziz Junaidi.
2. Ahmad Fachrudin Fakih.
3. Aris Fauzi Rachmanto.
4. Asyroul Ibad.
5. Faisal Ahmad Nur Fauzan.
6. Farid Rakhman Khakim.
7. Firza Indica Alfaridzi.
8. Geis Amar Abdullah.
9. Khabib Setyo Prabowo.
10. M. Wildan Mifarusda.
11. M. Irfan Mahendra.
12. M. Adi Saputro.
13. M. Faiz Daroyini.
14. Pambudi Ahmad Muhyidin.
15. Rachmada Rusidi Wibisono.
16. Riski Fajar Harsono.
17. Yopy Safrizal Kusuma Putra.
18. Yusril Aerlangga.

       Mengapa anak perempuan tidak ikut di sertakan dalam nama-nama yang tercantum di atas??
di karenakan teman-teman pasti tau sendiri kan. Jadi gk usah saya beritahu pasti sudah tahu.

       Sekian posting dari saya semoga bermanfaat, bila ada salah mohon di maafkan. yo reeek,,.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Salam AFC[Arek "F" Community]

Daftar nama kelas

Posted by Anonim
Asslamu'alaikum Wr. Wb.

       peh hari ini memang hari yang sngat mewaregkan, ahmad ulang tahun di traktir kabeh, tapi sayang sekali
cah lanang" di kongkon teko kabeh napo enek seng gk teko barang,, padahal uwenak tenan lo panganane wes ditukokne bakso barokah (BB), makan di pizza hutz :- pooooooh pkoke uwenak tenan nyesel gk teko neng ahmad,

mad sok neh yooo lk ulang tahun cah" di jakneh jo sungkan-sungkan. ko lek cah" gk teko neh yo mangan-mangan nk kfc neh, tlong bagi anak" afc klo ada acara kelas di mohon datang ya kasian yang ngundang.

       sekian postingan dari saya, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, lek kurang besar njumuk'o dewe sek akeh.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

salam hormat AFC[Arek "F" Community]

Sabtu, 16 Juni 2012

habib_syech222Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf adalah salah satu putra dari 16 bersaudara putra-putri Alm. Al-Habib Abdulkadir bin Abdurrahman Assegaf ( tokoh alim dan imam Masjid Jami' Asegaf di Pasar Kliwon Solo),
berawal dari pendidikan yang diberikan oleh guru besarnya yang sekaligus ayah handa tercinta, Habib Syech mendalami ajaran agama dan Ahlaq leluhurnya. Berlanjut sambung pendidikan tersebut oleh paman beliau Alm. Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf yang datang dari Hadramaout. Habib Syech juga mendapat pendidikan, dukungan penuh dan perhatian dari Alm. Al-Imam, Al-Arifbillah, Al-Habib Muhammad Anis bin Alwiy Al-Habsyi (Imam Masjid Riyadh dan pemegang magom Al-Habsyi). Berkat segala bimbingan, nasehat, serta kesabaranya, Habib Syech bin
Tag :
Jumat, 15 Juni 2012


gambar persik

Posted by Anonim

“ SYI'IR PADANG BULAN ”
Oleh: Maulanaa AlHabib Muhammad Luthfi bin Yahya


اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ
عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ اللهِ صَلاَةً دَائِمَةً بِدَوَامِ مُلْكِ اللهِ
Tag :

Pusingkan kalau baterai laptop, netbook atau handphone sudah ngedrop baru dipakai sudah habis. Saya ada cara untuk menanggulangi masalah ini, mudah-mudahan kondisi baterai bisa kembali bagus.

selamat menikmati postingan saya,,
oke shop,...

salam

Posted by Anonim
bentar lagi kita naik kelas apa yg harus di persiapkan buat bekal naik ke kelas IX. Apakah kalian sudah mempersiapkan bekal kalian??
tentusaja belom, saya akan memberikan cara jitu untuk mempersiapkan bekal untuk naik ke kelas IX
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. bawa nasi tempe lawoh krupuk
ha ha ha ha,,....
ngge dolanan ae

kenaikan kelas

Posted by Anonim
KISAH SEPANJANG JALAN
Cerpen NN

Di stasiun kereta api bawah tanah Tokyo, aku merapatkan mantel wol tebalku erat-erat. Pukul 5 pagi. Musim dingin yang hebat. Udara terasa beku mengigit. Januari ini memang terasa lebih dingin dari tahun-tahun sebelumnya. Di luar salju masih turun dengan lebat sejak kemarin. Tokyo tahun ini terselimuti salju tebal, memutihkan segenap pemandangan.

Stasiun yang selalu ramai ini agak sepi karena hari masih pagi. Ada seorang kakek tua di ujung kursi, melenggut menahan kantuk. Aku melangkah perlahan ke arah mesin minuman. Sesaat setelah sekeping uang logam aku masukkan, sekaleng capucino hangat berpindah ke tanganku. Kopi itu sejenak menghangatkan tubuhku, tapi tak lama karena ketika tanganku menyentuh kartu pos di saku mantel, kembali aku berdebar.

Tiga hari yang lalu kartu pos ini tiba di apartemenku. Tidak banyak beritanya, hanya sebuah pesan singkat yang dikirim adikku, "Ibu sakit keras dan ingin sekali bertemu kakak. Kalau kakak tidak ingin menyesal, pulanglah meski sebentar, kakc". Aku mengeluh perlahan membuang sesal yang bertumpuk di dada. Kartu pos ini dikirim Asih setelah beberapa kali ia menelponku tapi aku tak begitu menggubris ceritanya. Mungkin ia bosan, hingga akhirnya hanya kartu ini yang dikirimnya. Ah, waktu seperti bergerak lamban, aku ingin segera tiba di rumah, tiba-tiba rinduku pada ibu tak tertahan. Tuhan, beri aku waktu, aku tak ingin menyesalc

Sebenarnya aku sendiri masih tak punya waktu untuk pulang. Kesibukanku bekerja di sebuah perusahaan swasta di kawasan Yokohama, ditambah lagi mengurus dua puteri remajaku, membuat aku seperti tenggelam dalam kesibukan di negeri sakura ini. Inipun aku pulang setelah kemarin menyelesaikan sedikit urusan pekerjaan di Tokyo. Lagi-lagi urusan pekerjaan.

Sudah hampir dua puluh tahun aku menetap di Jepang. Tepatnya sejak aku menikah dengan Emura, pria Jepang yang aku kenal di Yogyakarta, kota kelahiranku. Pada saat itu Emura sendiri memang sedang di Yogya dalam rangka urusan kerjanya. Setahun setelah perkenalan itu, kami menikah.

Masih tergambar jelas dalam ingatanku wajah ibu yang menjadi murung ketika aku mengungkapkan rencana pernikahan itu. Ibu meragukan kebahagiaanku kelak menikah dengan pria asing ini. Karena tentu saja begitu banyak perbedaan budaya yang ada diantara kami, dan tentu saja ibu sedih karena aku harus berpisah dengan keluarga untuk mengikuti Emura. Saat itu aku berkeras dan tak terlalu menggubris kekhawatiran ibu.

Pada akhirnya memang benar kata ibu, tidak mudah menjadi istri orang asing. Di awal pernikahan begitu banyak pengorbanan yang harus aku keluarkan dalam rangka adaptasi, demi keutuhan rumah tangga. Hampir saja biduk rumah tangga tak bisa kami pertahankan. Ketika semua hampir karam, Ibu banyak membantu kami dengan nasehat-nasehatnya. Akhirnya kami memang bisa sejalan. Emura juga pada dasarnya baik dan penyayang, tidak banyak tuntutan.

Namun ada satu kecemasan ibu yang tak terelakkan, perpisahan. Sejak menikah aku mengikuti Emura ke negaranya. Aku sendiri memang sangat kesepian diawal masa jauh dari keluarga, terutama ibu, tapi kesibukan mengurus rumah tangga mengalihkan perasaanku. Ketika anak-anak beranjak remaja, aku juga mulai bekerja untuk membunuh waktu.

Aku tersentak ketika mendengar pemberitahuan kereta Narita Expres yang aku tunggu akan segera tiba. Waktu seperti terus memburu, sementara dingin semakin membuatku menggigil. Sesaat setelah melompat ke dalam kereta aku bernafas lega. Udara hangat dalam kereta mencairkan sedikit kedinginanku. Tidak semua kursi terisi di kereta ini dan hampir semua penumpang terlihat tidur. Setelah menemukan nomor kursi dan melonggarkan ikatan syal tebal yang melilit di leher, aku merebahkan tubuh yang penat dan berharap bisa tidur sejenak seperti mereka. Tapi ternyata tidak, kenangan masa lalu yang terputus tadi mendadak kembali berputar dalam ingatanku.

Ibu..ya betapa kusadari kini sudah hampir empat tahun aku tak bertemu dengannya. Di tengah kesibukan, waktu terasa cepat sekali berputar. Terakhir ketika aku pulang menemani puteriku, Rikako dan Yuka, liburan musim panas. Hanya dua minggu di sana, itupun aku masih disibukkan dengan urusan kantor yang cabangnya ada di Jakarta. Selama ini aku pikir ibu cukup bahagia dengan uang kiriman ku yang teratur setiap bulan. Selama ini aku pikir materi cukup untuk menggantikan semuanya. Mendadak mataku terasa panas, ada perih yang menyesakkan dadaku. "Aku pulang bu, maafkan keteledoranku selama inic" bisikku perlahan.

Cahaya matahari pagi meremang. Kereta api yang melesat cepat seperti peluru ini masih terasa lamban untukku. Betapa masih jauh jarak yang terentang. Aku menatap ke luar. Salju yang masih saja turun menghalangi pandanganku. Tumpukan salju memutihkan segenap penjuru. Tiba-tiba aku teringat Yuka puteri sulungku yang duduk di bangku SMA kelas dua. Bisa dikatakan ia tak berbeda dengan remaja lainnya di Jepang ini. Meski tak terjerumus sepenuhnya pada kehidupan bebas remaja kota besar, tapi Yuka sangat ekspresif dan semaunya. Tak jarang kami berbeda pendapat tentang banyak hal, tentang norma-norma pergaulan atau bagaimana sopan santun terhadap orang tua.

Aku sering protes kalau Yuka pergi lama dengan teman-temannya tanpa idzin padaku atau papanya. Karena aku dibuat menderita dan gelisah tak karuan dibuatnya. Terus terang kehidupan remaja Jepang yang kian bebas membuatku khawatir sekali. Tapi menurut Yuka hal itu biasa, pamit atau selalu lapor padaku dimana dia berada, menurutnya membuat ia stres saja. Ia ingin aku mempercayainya dan memberikan kebebasan padanya. Menurutnya ia akan menjaga diri dengan sebaik-baiknya. Untuk menghindari pertengkaran semakin hebat, aku mengalah meski akhirnya sering memendam gelisah.

Riko juga begitu, sering ia tak menggubris nasehatku, asyik dengan urusan sekolah dan teman-temannya. Papanya tak banyak komentar. Dia sempat bilang mungkin itu karena kesalahanku juga yang kurang menyediakan waktu buat mereka karena kesibukan bekerja. Mereka jadi seperti tidak membutuhkan mamanya. Tapi aku berdalih justru aku bekerja karena sepi di rumah akibat anak-anak yang berangkat dewasa dan jarang di rumah. Dulupun aku bekerja ketika si bungsu Riko telah menamatkan SD nya. Namun memang dalam hati ku akui, aku kurang bisa membagi waktu antara kerja dan keluarga.

Melihat anak-anak yang cenderung semaunya, aku frustasi juga, tapi akhirnya aku alihkan dengan semakin menenggelamkan diri dalam kesibukan kerja. Aku jadi teringat masa remajaku. Betapa ku ingat kini, diantara ke lima anak ibu, hanya aku yang paling sering tidak mengikuti anjurannya. Aku menyesal. Sekarang aku bisa merasakan bagaimana perasaan ibu ketika aku mengabaikan kata-katanya, tentu sama dengan sedih yang aku rasakan ketika Yuka jatau Riko juga sering mengabaikanku. Sekarang aku menyadari dan menyesali semuanya. Tentu sikap kedua puteri ku adalah peringatan yang Allah berikan atas keteledoranku dimasa lalu. Aku ingin mencium tangan ibu....

Di luar salju semakin tebal, semakin aku tak bisa melihat pemandangan, semua menjadi kabur tersaput butiran salju yang putih. Juga semakin kabur oleh rinai air mataku. Tergambar lagi dalam benakku, saat setiap sore ibu mengingatkan kami kalau tidak pergi mengaji ke surau. Ibu sendiri sangat taat beribadah. Melihat ibu khusu' tahajud di tengah malam atau berkali-kali mengkhatamkan alqur'an adalah pemandangan biasa buatku. Ah..teringat ibu semakin tak tahan aku menanggung rindu. Entah sudah berapa kali kutengok arloji dipergelangan tangan.

Akhirnya setelah menyelesaikan semua urusan boarding-pass di bandara Narita, aku harus bersabar lagi di pesawat. Tujuh jam perjalanan bukan waktu yang sebentar buat yang sedang memburu waktu seperti aku. Senyum ibu seperti terus mengikutiku. Syukurlah, Window-seat, no smoking area, membuat aku sedikit bernafas lega, paling tidak untuk menutupi kegelisahanku pada penumpang lain dan untuk berdzikir menghapus sesak yang memenuhi dada. Melayang-layang di atas samudera fasifik sambil berdzikir memohon ampunan-Nya membuat aku sedikit tenang. Gumpalan awan putih di luar seperti gumpalan-gumpalan rindu pada ibu.

Yogya belum banyak berubah. Semuanya masih seperti dulu ketika terakhir aku meninggalkannya. Kembali ke Yogya seperti kembali ke masa lalu. Kota ini memendam semua kenanganku. Melewati jalan-jalan yang dulu selalu aku lalui, seperti menarikku ke masa-masa silam itu. Kota ini telah membesarkanku, maka tak terbilang banyaknya kenangan didalamnya. Terutama kenangan-kenangan manis bersama ibu yang selalu mewarnai semua hari-hariku. Teringat itu, semakin tak sabar aku untuk bertemu ibu.

Rumah berhalaman besar itu seperti tidak lapuk dimakan waktu, rasanya masih seperti ketika aku kecil dan berlari-lari diantara tanaman-tanaman itu, tentu karena selama ini ibu rajin merawatnya. Namun ada satu yang berubah, ibu...

Wajah ibu masih teduh dan bijak seperti dulu, meski usia telah senja tapi ibu tidak terlihat tua, hanya saja ibu terbaring lemah tidak berdaya, tidak sesegar biasanya. Aku berlutut disisi pembaringannya, "Ibu...Rini datang, bu..", gemetar bibirku memanggilnya. Ku raih tangan ibu perlahan dan mendekapnya didadaku. Ketika kucium tangannya, butiran air mataku membasahinya. Perlahan mata ibu terbuka dan senyum ibu, senyum yang aku rindu itu, mengukir di wajahnya. Setelah itu entah berapa lama kami berpelukan melepas rindu. Ibu mengusap rambutku, pipinya basah oleh air mata. Dari matanya aku tahu ibu juga menyimpan derita yang sama, rindu pada anaknya yang telah sekian lama tidak berjumpa. "Maafkan Rini, Bu.." ucapku berkali-kali, betapa kini aku menyadari semua kekeliruanku selama ini.


DMCA Protection on: http://www.lokerseni.web.id/2011/11/cerpen-cinta-kisah-sepanjang-jalan.html#ixzz1xqvLyFhv
Tag :
CINTA LAKI-LAKI BIASA
Cerpen Asma Nadia

Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama herannya.

Kenapa? Tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan.
Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi.Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.

Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt. Hatinya sibuk merangkai kata-kata yg barangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari sana. Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata!

Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara mendadak gagap.Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat karena semua berkumpul, bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka.

Kamu pasti bercanda!
Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua, disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papa dan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira Nania bercanda.

Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yang balita melongo dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!

Nania serius! tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Rafli memang melamarnya.
Tidak ada yang lucu, suara Papa tegas, Papa hanya tidak mengira Rafli berani melamar anak Papa yang paling cantik!

Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa barusan adalah pertanda baik. Perkiraan Nania tidak sepenuhnya benar sebab setelah itu berpasang-pasang mata kembali menghujaninya, seperti tatapan mata penuh selidik seisi ruang pengadilan pada tertuduh yang duduk layaknya pesakitan.

Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, kan? Mama mengambil inisiatif bicara, masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa, maksud Mama siapa saja boleh datang melamar siapapun, tapi jawabannya tidak harus iya, toh?
Nania terkesima.
Kenapa?
Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik.
Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami. Mulai dari ajang busana, sampai lomba beladiri. Kamu juga juara debat bahasa Inggris, juara baca puisi seprovinsi. Suaramu bagus!
Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih gelar insinyur.Bakatmu yang lain pun luar biasa. Nania sayang, kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kamu mau!
Nania memandangi mereka, orang-orang yang amat dia kasihi, Papa, kakak-kakak, dan terakhir Mama. Takjub dengan rentetan panjang uraian mereka atau satu kata 'kenapa' yang barusan Nania lontarkan.
Nania Cuma mau Rafli, sahutnya pendek dengan airmata mengambang di kelopak.

Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka, melainkan sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium empat. Parah.

Tapi kenapa?
Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yg amat sangat biasa.
Bergantian tiga saudara tua Nania mencoba membuka matanya.
Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania!
Cukup!
Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi menjadi parameter kebaikan seseorang menjadi manusia. Di mana iman, di mana tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan melihat pencapaiannya hari ini?

Sayangnya Nania lagi-lagi gagal membuka mulut dan membela Rafli. Barangkali karena Nania memang tidak tahu bagaimana harus membelanya. Gadis itu tak punya fakta dan data konkret yang bisa membuat Rafli tampak 'luar biasa'. Nania Cuma punya idealisme berdasarkan perasaan yang telah menuntun Nania menapaki hidup hingga umur duapuluh tiga. Dan nalurinya menerima Rafli. Di sampingnya Nania bahagia.
Mereka akhirnya menikah.
***

Setahun pernikahan.
Orang-orang masih sering menanyakan hal itu, masih sering berbisik-bisik di belakang Nania, apa sebenarnya yang dia lihat dari Rafli. Jeleknya, Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan-kelebihan Rafli agar tampak di mata mereka.

Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitu besar hingga Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania. Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia.

Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania.
Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan.
Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka terlihat tak percaya.
Nia, siapapun akan mudah mencintai gadis secantikmu! Kamu adik kami yang tak hanya cantik, tapi juga pintar! Betul. Kamu adik kami yang cantik, pintar, dan punya kehidupan sukses!
Nania merasa lidahnya kelu. Hatinya siap memprotes. Dan kali ini dilakukannya sungguh-sungguh. Mereka tak boleh meremehkan Rafli.
Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen.
Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak!
Betul. Tapi dia juga tidak ganteng kan?
Rafli juga pintar!
Tidak sepintarmu, Nania.
Rafli juga sukses, pekerjaannya lumayan.
Hanya lumayan, Nania. Bukan sukses. Tidak sepertimu.
Seolah tak ada apapun yang bisa meyakinkan kakak-kakaknya, bahwa adik mereka beruntung mendapatkan suami seperti Rafli. Lagi-lagi percuma.

Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli! Kamu sukses, mapan, kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk menghidupimu.

Teganya kakak-kakak Nania mengatakan itu semua. Padahal adik mereka sudah menikah dan sebentar lagi punya anak.

Ketika lima tahun pernikahan berlalu, ocehan itu tak juga berhenti. Padahal Nania dan Rafli sudah memiliki dua orang anak, satu lelaki dan satu perempuan. Keduanya menggemaskan. Rafli bekerja lebih rajin setelah mereka memiliki anak-anak. Padahal itu tidak perlu sebab gaji Nania lebih dari cukup untuk hidup senang. Tak apa, kata lelaki itu, ketika Nania memintanya untuk tidak terlalu memforsir diri. Gaji Nania cukup, maksud Nania jika digabungkan dengan gaji Abang.

Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu. Tapi dia tak perlu khawatir sebab suaminya yang berjiwa besar selalu bisa menangkap hanya maksud baik..

Sebaiknya Nania tabungkan saja, untuk jaga-jaga. Ya? Lalu dia mengelus pipi Nania dan mendaratkan kecupan lembut. Saat itu sesuatu seperti kejutan listrik menyentakkan otak dan membuat pikiran Nania cerah.
Inilah hidup yang diimpikan banyak orang. Bahagia!

Pertanyaan kenapa dia menikahi laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa, tak lagi mengusik perasaan Nania. Sebab ketika bahagia, alasan-alasan menjadi tidak penting.

Menginjak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di kantor semakin gemilang, uang mengalir begitu mudah, rumah Nania besar, anak-anak pintar dan lucu, dan Nania memiliki suami terbaik di dunia. Hidup perempuan itu berada di puncak!

Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas dan bergandengan mesra. Bisik orang-orang di kantor, bisik tetangga kanan dan kiri, bisik saudara-saudara Nania, bisik Papa dan Mama.
Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik.
Cantik ya? dan kaya!
Tak imbang!
Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustrasi. Sekarang pun masih, tapi Nania belajar untuk bersikap cuek tidak peduli. Toh dia hidup dengan perasaan bahagia yang kian membukit dari hari ke hari.

Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum bergeser dari puncak. Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang ketiga. Selama kurun waktu itu, tak sekalipun Rafli melukai hati Nania, atau membuat Nania menangis.

Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua minggu dari waktunya.
Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera dikeluarkan!
Mula-mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat ke dalam rahim Nania. Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga perempuan itu merasakan sakit yang teramat sangat. Jika semuanya normal, hanya dalam hitungan jam, mereka akan segera melihat si kecil.

Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di rumah sakit. Hanya waktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi, dan menunaikan shalat di sisi tempat tidur. Sementara kakak-kakak serta orangtua Nania belum satu pun yang datang.
Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obat pertama, Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Rasa sakit dan melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tiga menit. Tapi pembukaan berjalan lambat sekali.

Baru pembukaan satu.
Belum ada perubahan, Bu.
Sudah bertambah sedikit, kata seorang suster empat jam kemudian menyemaikan harapan.
Sekarang pembukaan satu lebih sedikit. Nania dan Rafli berpandangan. Mereka sepakat suster terakhir yang memeriksa memiliki sense of humor yang tinggi.
Tigapuluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua. Ketika pembukaan pecah, didahului keluarnya darah, mereka terlonjak bahagia sebab dulu-dulu kelahiran akan mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan mereka meleset.
Masih pembukaan dua, Pak!
Rafli tercengang. Cemas. Nania tak bisa menghibur karena rasa sakit yang sudah tak sanggup lagi ditanggungnya. Kondisi perempuan itu makin payah. Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa ditelannya.
Bang?
Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan dua kehidupan.
Dokter?
Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar.
Mungkin?
Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari tadi kalau begitu?
Bagaimana jika terlambat?

Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran. Ia senang karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar operasi. Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.
Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih. Sebuah sekat ditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan ketrampilan dokter-dokter itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam perahu yang diguncang ombak. Berayun-ayun. Kesadarannya naik-turun. Terakhir, telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di sekitarnya, dan langkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian dia tak sadarkan diri.

Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya. Bibir lelaki itu tak berhenti melafalkan zikir.
Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat.
Pendarahan hebat!
Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah. Ada varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi dan entah bagaimana pecah! Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis.
Mama Nania yang baru tiba, menangis. Papa termangu lama sekali. Saudara-saudara Nania menyimpan isak, sambil menenangkan orangtua mereka.

Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda. Lelaki itu tercenung beberapa saat, ada rasa cemas yang mengalir di pembuluh-pembuluh darahnya dan tak bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti kanker.
Setelah itu adalah hari-hari penuh doa bagi Nania.
Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik dari kediamannya ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan juga anak-anak. Terutama anggota keluarganya yang baru, si kecil. Bayi itu sungguh menakjubkan, fisiknya sangat kuat, juga daya hisapnya. Tidak sampai empat hari, mereka sudah oleh membawanya pulang.

Mama, Papa, dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania di rumah sakit, sesekali mereka ke rumah dan melihat perkembangan si kecil. Walau tak banyak, mulai terjadi percakapan antara pihak keluarga Nania dengan Rafli.

Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumah sakit, kecuali untuk melihat anak-anak di rumah. Syukurnya pihak perusahaan tempat Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin penuh. Toh, dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan.

Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Quran kecil, dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU. Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka, melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan bercanda mesra..

Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa merasakan kehadirannya.
Nania, bangun, Cinta?
Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang sambil mencium tangan, pipi dan kening istrinya yang cantik.
Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimis dan berfikir untuk pasrah, Rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit, mengaji dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya mesra. Kadang lelaki itu membawakan buku-buku kesukaan Nania ke rumah sakit dan membacanya dengan suara pelan. Memberikan tambahan di bagian ini dan itu. Sambil tak bosan-bosannya berbisik,
Nania, bangun, Cinta?
Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud dan permohonan. Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal. Asalkan dia bisa melihat lagi cahaya di mata kekasihnya, senyum di bibir Nania, semua yang menjadi sumber semangat bagi orang-orang di sekitarnya, bagi Rafli.

Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania. Anak-anak merindukan ibunya. Di luar itu Rafli tak memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang lama tak bercukur, atau badannya yang semakin kurus akibat sering lupa makan.

Ia ingin melihat Nania lagi dan semua antusias perempuan itu di mata, gerak bibir, kernyitan kening, serta gerakan-gerakan kecil lain di wajahnya yang cantik. Nania sudah tidur terlalu lama.

Pada hari ketigapuluh tujuh doa Rafli terjawab. Nania sadar dan wajah penat Rafli adalah yang pertama ditangkap matanya.

Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania dan mendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang dengan airmata yang meleleh.

Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi.
Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa. Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun terakhir. Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak ke sekolah satu per satu. Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepat menuju rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senja datang sambil memangku Nania seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta.
Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur. Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Nania selalu merasa cantik. Meski seringkali Nania mengatakan itu tak perlu. Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh?
Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan tak kenal lelah selalu meyakinkan Nania, membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan paling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata Rafli.
Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar. Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran, nonton bioskop, rekreasi ke manapun Nania harus ikut. Anak-anak, seperti juga Rafli, melakukan hal yang sama, selalu melibatkan Nania. Begitu bertahun-tahun.

Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang di sekitarnya. Mereka semua yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli yang berkeringat mendorong kursi roda Nania ke sana kemari. Masih dengan senyum hangat di antara wajahnya yang bermanik keringat.

Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya di jalan, juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puas hanya memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semua berbisik-bisik.
Baik banget suaminya!
Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua!
Nania beruntung!
Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa adanya.
Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana suaminya memandang penuh cinta. Sedikit pun tak pernah bermuka masam!
Bisik-bisik serupa juga lahir dari kakaknya yang tiga orang, Papa dan Mama.
Bisik-bisik yang serupa dengungan dan sempat membuat Nania makin frustrasi, merasa tak berani, merasa?
Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu kemudian. Orang-orang di luar mereka memang tetap berbisik-bisik, barangkali selamanya akan selalu begitu. Hanya saja, bukankah bisik-bisik itu kini berbeda bunyi?
Dari teras Nania menyaksikan anak-anaknya bermain basket dengan ayah mereka.. Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan.

Ya. Duapuluh dua tahun pernikahan. Nania menghitung-hitung semua, anak-anak yang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati, kehidupan yang lebih dari yang bisa dia syukuri. Meski tubuhnya tak berfungsi sempurna. Meski kecantikannya tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut takdir dari tangannya.

Waktu telah membuktikan segalanya. Cinta luar biasa dari laki-laki biasa yang tak pernah berubah, untuk Nania.
Seperti yg diceritakan oleh seorang sahabat.


Tag :

Labels

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Blog Archive

Followers

UNICEF. Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © 2012 UNICEF-4Ever -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by ---FäŘīĎ---

TopBottom